Tuesday, June 22, 2010

SOLAT ISTIKHARAH- bagaimana petunjuknya?

Petunjuk dari Allah kesan dari solat Istikharah meruapakan satu yang sukar untuk kita tahu. Walaubagaimanapun ulama' telah membuat garis panduan berkaitan hal ini.

Cara-caranya:

Al Imam Nawawi menjelaskan syarat utama sebelum solat istikharah ialah minda kita hendaklah benar-benar bebas tanpa sebarang kecenderungan pendapat peribadi. Jika kita telah ada keputusan dan kecenderungan hati, lebih baik kita jangan berdiri melakukan solat istikharah.

Maksudnya janganlah kita mengutamakan sesuatu yang sudah berat dalam jiwa kita sebelum solat. Solat hendaklah dilakukan dengan khusu', memilih waktu yang tenang dan sunyi, serta membaca do'a yang makthur yang diajar oleh Nabi saw dalam hadis Jabir dari riwayat Bukhari.

Tanda2 atau petunjuk:

Al Nawawi menyebut lagi petunjuk itu mungkin datang dalam bentuk ketenangan, kecenderungan, ilham, mimpi dsbnyanya.
Ia merupakan suatu dorongan atau kecenderungan atau kemahuan yg kuat kepada seseorang dalam bentuk meneruskan atau meninggalkan atau pilihan A atau B.

Prof Mutawalli Sya'rawi rh (Anta tasal wa Islam Yujib) berpendapat Solat istikharah dan mimpi tiada kaitan kerana mimpi adalah mainan tidur yg dipengaruhi oleh banyak faktur. Alamat istikharah datang dalam bentuk kemantapan hati spt yg dijelaskan oleh Ibn Qayyim di atas.

Adakah Tanda-Tanda Dikabulkannya Permintaan?

Sebahagian orang berkata: “Setelah melakukan solat dan doa Istikhoroh, maka akan datang petunjuk dalam mimpinya, maka diambil pilihan sebagaimana mimpinya,” oleh kerana itu ada sebagian orang berwudhu’, lalu melakukan solat dan doa istikhoroh, kemudian terus tidur (mengharap petunjuk datang melalui mimpi), bahkan sebahagian mereka menyengaja memakai pakaian berwarna putih (supaya bermimpi baik), semua ini hanyalah prasangka manusia (yang tidak ada dasarnya). (Lihat Bahjah an-Nadzirin Syarh Riyadhus Sholihin oleh Syaikh Salim bin led al-Hilali 2/44)

Kesimpulan

1. Rasa bimbang, ragu, dan ketidak-tahuan baik dan buruknya suatu perkara adalah hal yang wajar, kerana semua itu termasuk tabiat dan keterbatasan manusia.

2. Solat Istikhoroh adalab solat yang dilakukan untuk minta petunjuk kepada Allah kebaikan perkara yang sedang dihadapi.

3. Para ulama bersepakat (ijma’) bahawa solat Istikhoroh hukumnya sunnah.

4. Solat Istikhoroh disunnahkan bagi segenap perkara baik besar atau kecil, selama seseorang bimbang atau ragu ataupun tidak mengetahui maslahatnya di masa akan datang/terkemudian.

5. Apabila sudah terdapat kecondongan hati atau mengetahui tentang baiknya perkara (dari awal lagi), maka tidak disunnahkan beristikhoroh, ini kerana solat Istikhoroh itu dilakukan adalah bagi tujuan meminta petunjuk, dan Allah memerintahkan hambanya yang telah melaksanakannya supya bertawakal kepada Allah.

6. Istikhoroh disunnahkan dalam perkara-perkara yang asalnya mubah, adapun perkara wajib dan sunnah, maka tidak disunnahkan istikhoroh, ini kerana kebaikannya sudah jelas adanya, sebagaimana perkara haram dan makruh tidak disunnahkan istikhoroh kerana keburukannya sudah jelas adanya.

7. Tidak terdapat dalil yang sah tentang pengkhususan bacaan surah-surah al-Qur’an dalam solat Istikhoroh.

8. Doa Istikhoroh boleh dibaca dalam solat (sebelum salam) atau di luar solat (sesudah salam)

9. Dibolehkan mengulangi solat Istikhoroh dalam satu perkara apabila diperlukan.

10. Ketenangan hati dan kelapangan dada kepada suatu perkara setelah melakukan solat istikhoroh adalah tanda petunjuk dari Allah, dan tidak terdapat dalil yang sah tentang keharusan melihat mimpi setelah beristikhoroh.

Demikianlah yang dapat dibentangkan dari beberapa penjelasan/keterangan para ulama tentang solat Istikhoroh, mudah-mudahan kita mendapat petunjuk dari Allah sehingga kita dapat melangkah sesuai dengan apa yang digariskan oleh Allah dan Rasul-Nya dan mendapatkan yang terbaik dan sisi-Nya dengan jalan taat dan istiqomah di atas landasan-Nya, amiin.

Thursday, June 17, 2010

Dahsyatnya Amalan Bersedekah.


Muslim yang bersedekah, menderma dan menginfak harta semata-mata
kerana Allah SWT akan menerima ganjaran besar di akhirat nanti.

Firman Allah SWT, dalam surah al-Baqarah ayat 261 yang bermaksud,

“Bandingan (derma) orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah sama
seperti sebiji benih yang tumbuh menerbitkan tujuh tangkai; tiap-tiap
tangkai itu pula mengandungi seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan
melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah
Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi meliputi ilmu pengetahuan-Nya"

Dimanakah letak hakmah dan kedahsyatan hamba-hamba Allah yang bersedekah?

Diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad:
Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptkana gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat keheranan akan penciptaan gunung tersebut.

Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?”

Allah menjawab, “Ada, yaitu besi”

Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?”

Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api”.

Bertanya lagi para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?”

Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air”.

“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Bertanya para malaikat lagi.

Allah berkata, “Ada, yaitu angin” .

Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?”

Allah yang dengan kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur riak, takabur ataupun keinginan untuk diketahui orang lain dan menunjuk.

Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang mempunyai kekuatan dahsyatnya adalah hamba yang bersedekah, tetapi dalam keadaan jiwa dan hatinya ikhlas. Naluri kita sebenarnya selalu suka akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu terdetik juga sifat riak untuk menunjukan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang biasa lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu adalah kebaikan.

Tidak heranlah, jika seseorang hamba yang bersedekah dengan ikhlas adalah orang-orang yang mempunyai kekuatan yang dahsyat. Ia tidak akan kalah oleh macam -macam perasaan, yaitu suka kepada pujian dan penghargaan.

Allah pasti menurunkan balasannya disaat-saat hambaNYA sangat memerlukan pertolonganNYA dengan jalan yang tidak pernah disangka-sangka.

Allah Azza wa Jalla adalah Zat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang kepada semua hamba-Nya. Bahkan kepada kita yang pada hampir setiap nafas selalu membangkang terhadap perintah-Nya pada hampir setiap gerak-gerik kita tercermin amalan yang dilarang-Nya, ALLAH tetap saja menlimpahkan rahmat-Nya dengan tak terkira.

Segala amalan yang kita perbuat, amal baik ataupun amal buruk, semuanya akan terpulang kepada kita. Demikian juga soal harta yang kini ada dalam genggaman kita dan kerapkali membuat kita lalai dan alpa. Demi Allah, semua ini datangnya dari Allah yang Maha Pemberi Rezeki lagi Maha kaya. Dilimpahkan-Nya kepada kita tiada lain supaya kita beramal dan bersedekah dengan sepenuh ke-ikhlas-an semata-mata karena Allah. Kemudian pastilah kita akan mendapatkan balasan pahala dari pada-Nya, baik ketika di dunia ini maupun saat menghadap-Nya kelak.

Biar sekecil apapun harta yang disedekahkan dengan ikhlas, niscaya akan tampak betapa dahsyat balasan dari-Nya.

Inilah kenapa Rasulullah saw menyeru kepada para sahabatnya yang tengah bersiap pergi menuju medan perang Tabuk, agar mengeluarkan infaq dan sedekah. Apalagi pada saat itu Allah menurunkan ayat tentang sedekah kepada Rasulullah SAW,

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah seupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh benih, pada tiap-tiap benih; seratus biji Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Mengetahui,” demikian firman-Nya (QS. Al-Baqarah [2] : 261).

Seruan Rasulullah saw itu disambut seketika oleh Abdurrahman bin Auf dengan menyerahkan empat ribu dirham seraya berkata, “Ya, Rasulullah. Harta milikku hanya delapan ribu dirham. Empat ribu dirham aku tahan untuk diri dan keluargaku, sedangkan empat ribu dirham lagi aku serahkan di jalan Allah.”

“Allah memberkahi apa yang engkau tahan dan apa yang engkau berikan,” jawab Rasulullah.
Kemudian datang sahabat lainnya, Usman bin Affan. “Ya, Rasulullah. Saya akan melengkapi peralatan dan pakaian bagi mereka yang belum mempunyainya,” ujarnya.
Adapun Ali bin Abi Thalib ketika itu hanya memiliki empat dirham. Ia pun segera menyedekahkan satu dirham waktu malam, satu dirham saat siang hari, satu dirham secara terang-terangan, dan satu dirham lagi secara diam-diam.

Mengapa para sahabat begitu spontan menyambut seruan Rasulullah saw tersebut? Ini tiada lain karena yakin akan balasan yang berlipat ganda sebagaimana telah dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Medan perang adalah medan pertaruhan antara hidup dan mati. Begitupun para sahabat tidak ada yang mendambakan mati syahid di medan perang, karana mereka yakin apapun yang terjadi pasti akan sangat menguntungkan mereka. Sekiranya gugur di tangan musuh, syurga Jannatu na’im telah siap menanti para hamba Allah yang selalu siap berjihad fii sabilillaah. Sedangkan andaikata selamat dapat kembali kepada keluarga pun, pastilah dengan membawa kemenangan bagi Islam, agama yang haq!

Lalu, apa kaitannya dengan memenuhi seruan untuk bersedekah? Sedekah adalah penolak bala, penyubur pahala dan pelipat ganda rezeki; sebutir benih menumbuhkan tujuh butir benih, yang pada tiap-tiap benih itu terjurai seratus biji. Artinya, Allah yang Maha kaya akan membalasnya hingga tujuh ratus kali ganda. Masyha Allah!

Sahabat, betapa dahsyatnya sedekah yang dikeluarkan di jalan Allah yang disertai dengan hati ikhlas, Allah sendiri membuat perbandingan, sebagaimana tersurat dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik, seperti yang dikemukakan di awal tulisan ini.***

Saturday, June 12, 2010

HIKMAH BERSELAWAT PADA JUNJUNGAN NABI MUHAMMAD SAW


30 Kelebihan selawat:

1) Memperolehi limpah rahmat dari Allah.
2) Ditulis sepulus kebajikan.
3) Dihapuskan sepuluh kesalahan.
4) Diangkat sepuluh darjat.
5) Memperolehi kesempurnaan iman.
6) Menjauhi dari kerugian dan penyesalan.
7) Tergolong sebagai orang-orang yang soleh.
8) Mendekatkan diri kepada Allah s.w.t.
9) Memperoleh syafaat Nabi s.a.w.
10) Memperolehi hubungan yang rapat dengan Nabi s.a.w.
11) Menghilangkan kesusahan dan melapangkan rezeki.
12) Melapangkan dada dan mententeramkan jiwa.
13) Menghapuskan dosa dan menutupkan aib.
14) Terselamat dari kebingungan di hari kiamat.
15) Menjadi sedekah bagi yang tidak mampu (orang miskin pun
boleh dapat pahala sedekah)
16) Terhindar dari kefakiran.
17) Dipandang sebagai orang yang mencintai Nabi Muhammad s.a.w.
18) Memperolehi keberkatan dalam hidup.
19) Terhindar dari orang-orang bakhil.
20) Menjadikan sebab doa diterima oleh Allah s.w.t.
21) Memudahkan jalan bagi memasuki syurga.
22) Menjadi zakat dan pembersih diri.
23) Memperolehi selawat dari Allah dan para malaikat.
24) Memperolehi puj ian seluruh makhluk di bumi dan langit.
25) Memenuhi hak Nabi sebagai suatu tugas ibadah.
26) Memperolehi petunjuk dan menghidupkan hati.
27) Tergolong dalam orang-orang yang tidak melupai Nabi s.a.w.
28) Menghilangkan rasa dahaga dan panas matahari
di Padang Mahsyar.
29) Dapat meneguhkan telapak kaki ketika meniti
Titian Siratul Mustaqim di akhirat.
30) Terkabul segala hajat dan cita-cita.

Friday, June 11, 2010

TAHAJJUD DAN QIAMULLAI PADA ALLAH SWT


SATU cara paling ideal bagi seorang Muslim untuk berhubungan dengan Allah ialah mengerjakan ibadat pada waktu tengah malam, ketika suasana sunyi sepi dengan kebanyakan makhluk nyenyak tidur dan penuh kesejukan.
Pada waktu itu seorang Muslim boleh beristighfar, memuji, mensuci dan membesarkan Allah, malah mengerjakan solat sunat tahajud serta solat taubat.
Bagaimanapun, bukan satu perkara mudah untuk bangun dari tidur sedang orang lain lena dibuai mimpi.

Bukan mudah untuk berwuduk dalam kedinginan malam yang mencengkam tulang dan bukan sesuatu yang mudah untuk mengangkat takbir menghadap Allah dalam keadaan mata terkebil-kebil.

Justeru, tidak ramai yang boleh bangun bertahajud, walaupun mengetahui banyak kelebihannya kecuali mereka yang benar-benar tertarik dengan keindahan Allah, berbanding keindahan mimpi di dalam tidurnya.
"Dan dari malam, hendaklah engkau bertajahud (tinggalkan tidur untuk solat) semoga Tuhan-Mu mengangkat kamu pada kedudukan yang terpuji." (al-Isra: 79)

Solat tahajud adalah satu peluang keemasan ditawarkan kepada manusia untuk mengeratkan perhubungan mereka dengan Allah.

Kesusahan hanya dirasai mereka yang jarang atau tidak pernah melakukannya, tetapi bagi mereka yang biasa, ia menjadi satu kenikmatan pula. Malah, bagi yang dapat menghayatinya mereka akan berasa kerugian besar jika tertinggal daripada mengerjakan solat berkenaan.

Pada sepertiga malam pintu langit terbuka luas menerima taubat hamba-Nya. Malaikat membawa kendi emas untuk mengumpul air mata taubat bagi menyiram api neraka yang sedia menanti untuk membakar tubuh manusia di akhirat nanti.


Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud: "Allah s.w.t sayang kepada lelaki yang bangun malam kemudian mengerjakan solat dan akan membangunkan isterinya manakala kalau isterinya enggan, dipercikkan air di wajahnya. Allah s.w.t sayangkan perempuan yang bangun malam kemudian mengerjakan solat dan membangunkan suaminya manakala jika suaminya enggan, dipercikkan air ke wajahnya." (Hadis riwayat Abu Daud)

Amalan solat tahajud bukan hanya diamalkan Nabi Muhammad s.a.w, malah ia diamalkan umat nabi sebelumnya. Ini bererti perintah mengerjakan tahajud bukanlah dikhususkan kepada umat Nabi Muhammad s.a.w semata-mata.

Saidina Umar al-Khattab menyatakan kelebihan solat malam dengan berkata: "Sesiapa mengerjakan solat malam (tahajud) dengan khusyuk nescaya dianugerahkan Allah sembilan perkara, lima di dunia dan empat di akhirat.

Kurniaan di dunia ialah:

-Jauh daripada segala penyakit dan lahir kesan takwa pada wajahnya.
-Dikasihi sekelian mukmin dan seluruh manusia.
-Percakapannya mengandungi hikmah (kebijaksanaan).
-Dikurniakan kekuatan dan diberi rezeki dalam agama (halal dan diberkati)

Sementara empat perkara di akhirat ialah:

-Dibangkitkan dari kubur dengan wajah berseri-seri.
-Dipermudahkan hisab.
-Cepat melalui sirat al-Mustaqim seperti kilat.
-Diserahkan suratan amalan pada hari akhirat melalui tangan kanan."

ALLAH HU AKBAR.


Dengan Nama Allah Kami Hidup, Allah itu Al-Haq (Benar)

Al-Mukminun 115-116 -Raja yang sebenar-benar Raja
[115] Maka adakah patut kamu menyangka bahawa Kami hanya menciptakan kamu (dari tiada kepada ada) sahaja dengan tiada sebarang hikmat pada ciptaan itu? Dan kamu (menyangka pula) tidak akan dikembalikan kepada Kami?

[116] Maka (dengan yang demikian) Maha Tinggilah Allah Yang Menguasai seluruh alam, lagi Yang Tetap Benar; tiada Tuhan melainkan Dia, Tuhan yang mempunyai Arasy yang mulia.
An-Nisa 105 – Quran itu dari Allah yang Al-Haq (benar)
[105] Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu (wahai Muhammad) Kitab (Al-Quran) dengan membawa kebenaran, supaya engkau menghukum di antara manusia menurut apa yang Allah telah tunjukkan kepadamu (melalui wahyuNya) dan janganlah engkau menjadi pembela bagi orang-orang yang khianat.
An-Nisa 170 – Rasul bawa kebenaran
[170] Wahai sekalian umat manusia! Sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Allah (Muhammad s.a.w) dengan membawa kebenaran dari Tuhan kamu, maka berimanlah kamu (kerana yang demikian itu) amatlah baiknya bagi kamu dan jika kamu kufur ingkar (maka kekufuran kamu itu tidak mendatangkan kerugian apa-apa kepada Allah), kerana sesungguhnya bagi Allah jualah segala yang ada di langit dan di bumi dan Allah sentiasa Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Al-Mukminun 70 - Majoriti manusia tidak suka pada kebenaran
[70] Atau kerana mereka mengatakan: Dia kena penyakit gila? (Sebenarnya bukan kerana sesuatu pun dari yang tersebut itu) bahkan kerana Rasul mereka datang kepada mereka membawa agama yang tetap benar dan tabiat kebanyakan mereka tidak suka kepada sebarang kebenaran.
Al-Isra 801-81 – Kebenaran pasti melenyapkan kebatilan

[80] Dan pohonkanlah (wahai Muhammad, dengan berdoa): Wahai Tuhanku! Masukkanlah daku ke dalam urusan agamaku dengan kemasukan yang benar lagi mulia, serta keluarkanlah daku daripadanya dengan cara keluar yang benar lagi mulia dan berikanlah kepadaku dari sisiMu hujah keterangan serta kekuasaan yang menolongku, [81] Dan katakanlah: Telah datang kebenaran (Islam) dan hilang lenyaplah perkara yang salah (kufur dan syirik); sesungguhnya yang salah itu sememangnya satu perkara yang tetap lenyap.
Allah itu benar.
-Kata-kata Allah itu benar.
-Janji-janji Allah itu benar.
-Pertemuan dengan Allah itu benar
-Syurga itu benar
-Neraka itu benar.
-Para Nabi itu benar
-Nabi Muhammad itu benar
Benar itu berat, bercakap benar, beramal dengan kebenaran itu susah. Benar itu banyak, orang mencari kebenaran itu sedikit. Rasulullah berkata kepada Abu Zar “bercakap benarlah walaupun pahit”.